Ludah-ludah jigong

 



kami hanya tukang ngoceh, tukang nuntut, dan tukang tagih (janji). jika apa yang saya koarkan membuat anda kurang bergairah. mohon maaf karena kami bukan tukang obat perangsang yang membuat anda bergairah.



1.Aku bosan mendengar kata katamu yang hanya menghisap darahku menjadi tambah kering, kata katamu dan mulut besarmu tidak mampu membuat mereka yang mendirikan rumah triplek di pinggir rel kereta tertawa.

Kata katamu hanya kotoran yang aku keluarkan setiap pagi di bawah pohon kiara di atas sungai limbah pembuangan kimia yang pabriknya kau sahkan berdirinya demi ekonomi katanya yang hanya membuatmu kaya, tidak perduli dirimu dengan lingkungan.

Anak anak mereka mengerang kelaparan, tapi mengapa kau selalu buta dan hanya tertawa di iringi masukan masukan rampok dan dalang di sekeliling mu.

2.Merawat negeri
Merawat negeri, tidak hanya mampu dengan birokrasi dan kebijakan dari pemikiran segelintir kepala.

Merawat negeri, harus dengan kejujuran dan kejernihan hati dengan kearifan menyadari keadaan situasi rakyat apakah kebijakan yg di buat mampu menghadirkan tawa atau duka, atau hanya membuat tangis dan duka.


3.Aku tau awan yang bergelayut di atas itu sedang menertawaiku yang mencoba lantang dengan pita suara hampir putus menggonggongi si tuli.

Aku tau derit becak yang di kayuh oleh sang penarik terselip berjuta doa dan harap untuk mereka yang setia menunggu pencerahan tapi di gelapkan oleh mereka yang serakah dan tamak.

Aspal aspal itu seakan angkuh menopang berjuta kendaraan padahal iya rapuh karena ia di buat dari uang hasil memeras rakyat oleh preman berpendidikan mengatas namakan wakil rakyat.

Yang aku tidak tahu kapan mereka mendapat hidayah untuk bertaubat dan berpihak pada akar rumput yang nyaris mati tak tersiram.

4.Pincang aku di pincangkan kaki ku, di bungkam mulutku memekik aku

Melangkah gontai mencoba untuk menerjang namun apa daya engkau begitu kuat dan kekar dengan senjata di tangan

Aku hanya dapat meraba mimpi yang hampir mati di tangan penguasa negeri.

5.Aku hanya sesuatu yang sering di palsukan
Aku hanya sesuatu yang di hilangkan keasliannya, dan di jadikan sebuah imitasi.

Walau imitasi diriku begitu mahal, aku adalah mainan orang orang bernafsu babi dan serakah.
Dan aku sebenarnya barang yang tidak di jual belikan, namun aku di jual belikan oleh makelar yang senang mengetuk palu atau makelar yang berbaju coklat yang katanya tugasnya menegakkan diriku. 

Dan aku adalah hukum di negeri yang di nahkodai orang orang doyan umbar janji yang tidak pernah di tepati dan orang orang yang kejujurannya telah mati.

6.Suproto kamu sudah dengar atau menonton komedi di pengadilan kah? Jika belum kamu tontonlah kamu akan terbahak menyaksikannya
Coba kamu tonton sambil memakani kacang rebus kemarin yang sudah basi itu

Suproto tau tidak komedi itu bintangnya matanya cacat lalu pemerannya aparat dan saat paling lucu iya lah suproto, saat ada pemeran mengetuk palu sambil ngomong ngelantur mulutnya itu kayanya bau loh suproto, aku sampai terpingkal pingkal.

Suproto cepatlah pulang sered kakimu yang di topang sendal jepit lusuh itu untuk menonton komedi itu.

7.Aku merambat memeluk batang kehidupan demokrasi yang rapuh hampir terjungkal di gerogoti benalu berbaju partai yang selalu membenarkan setiap langkah sesat bernafsu babi yang bersemayam di kelopak hati yang setengah mati yang di hisap setan tak bernurani

إرسال تعليق

0 تعليقات