Jalan yang Kecewa
Puisi untuk mereka yang pernah akan memperbaiki infrastruktur namun nyatanya hanya bualan belaka.
Jalan tanah itu pernah di injak berjuta kaki gelisah yang menyimpan resah
Bahkan orang yang pernah akan mengaspal jalan itu pun pernah menginjak jalan itu
Jalan tanah menunggu janji namun yang memberi janji tidak pernah lagi alas sepatunya menginjak punggungnya
Jalan tanah tersadar ternyata manusia adalah pengemis, mengemis janji demi kekuasaan diajaknya rumputan pembohong berbicara iya berucap "haram bagi diriku jika manusia pengemis itu menginjakkan kaki di punggungku"
Akhirnya jalan tanah mengamuk dan membuat lubang dalam di punggungnya agar manusia pengemis janji itu terperosok dan iya dapat menagih janjinya.
Akar Rumput Menjerit
sebuah puisi untuk mereka yang mulai tuli akan jeritan jeritan akar rumput yang semakkin tercekik. SELAMAT MENJADI KRITIS
aku tau awan yang bergelayut di atas itu sedang menertawaiku
yang mencoba lantang dengan pita suara putus hampir menggonggongi si tuli
Aku tau derit becak yang di kayuh oleh sang penarik terselip berjuta doa dan pengharapan
untuk mereka yang setia menunggu pencerahan tapi di gelapkan oleh mereka si bengis tangan besi
Aspal aspal itu seakan angkuh menopang berjuta kendaraan, padahal iya rapuh
karena iya dibuat dari uang hasil memeras rakyat oleh preman berpendidikan
mengatas namakan wakil rakyat
yang tidak aku tahu kapan mereka yang berpendidikan mendapat hidayah
untuk bertaubat dan berpihak pada akar rumput yang nyaris mati tak tersiram
.
Untuk Mereka yang Berjuang Mempertahankan Haknya
cepat kemasi barang mu pergilah pergi tuntut hakmu
sepatu usang itu biar menjadi saksi kemenangan kaum kita
lantangkan suaramu
ingat berangkatlah dengan harapan dan pulang dengan kemenangan yang tidak bisa di tembus panas peluru
jangan hiraukan gas air mata pecundang pecundang itu
mereka hanya menggertak
tetap berlari dan mengaung karena ribuan perut menyandarkan nasib pada suaramu
dan keangkuhanmu merebut kemenangan
0 تعليقات