Salam sapa dari saya yang sok kenal, kali ini sebuah kompor
rusak akan meledug dan membakar anda, tapi kompor meleduk itu, untuk bos-bos
sipit semena-mena menyamakan manusia seperti robot, memecut pekerja untuk terus
bekerja demi kantong celana dan koper kerja terisi uang yang yang dapat membuat
senang.
Buruh atau pekerja, mereka tenaga kuda di peras otak dan
fisiknya, demi rekening tuan pengusaha semakin berjaya. Buruh atau pekerja bisa
membuat tuan pengusaha kaya, namun tuan pemilik usaha tidak dapat membuat buruh
atau pekerja hidup sebatas sejahtera. Tidak semua pengusaha melakukan hal yang
menyengsarakan buruh atau pekerja, tapi kali ini kami akan menghidangkan
praktik licik mereka, yang katanya tidak memberikan hak dan menunaikan
kewajiban pengusaha kepada pekerja atau buruh. LANJUUUTTT.
Di tepi istirahat robot bernyawa
Di sebuah bangunan luas, yang nampak bersih berjejer meja
panjang, manusia sering menyebutnya kantin, ketika alarm bising nan angkuh,
para robot mulai menghentikan apa yang di kerjakan, bergegas memburu tempat
kosong agar pada saat mengisi bahan bakar perut iya bisa makan di atas meja. Di
sisi lain ada robot dengan pucat pasih berlari memburu toilet, iya takut toilet
itu di gunakan oleh robot yang mati di toilet, jika benar adanya maka robot itu
akan buang air di muka umum. Fenomena ini lajim terjadi di setiap jam istirahat
pabrik sepatu. Robot berlalu lalang ada yang beringsut memburu isi perut ada
pula yang tergesah untuk menunaikan ibadah.
Mencari uang dengan
uang
Di negeri robot ketika seseorang ingin mencari uang, iya
harus mengeluarkan uang terlebih dahulu, entah apa ini yang terjadi, apa sudah
menjadi tradisi atau permainan setan-setan dari golongan manusia yang di cap
oleh para buruh dan pegawai sebagai calo. Pernah suatu hari aku pergi ke planet
robot atas undangan temanku, temanku bekerja di sebuah pabrik sepatu khusus
untuk penjualan pasar luar negeri, iya mengaku bahwa pada saat melamar
pekerjaan iya di datangi, sekelompok orang yang mengaku sebagai orang yang bisa
memasukannya bekerja. Mereka dengan penuh janji berbicara sampai bau mulut nya
tercium meyakinkan temanku bahwa mereka dapat memasukannya bekerja. Namun temanku
sudah tahu praktik hal ini, mereka adalah calo yang senang menghisap
darah-darah para mereka yang mengubah nasib.
Jangan menjadi
superman
Di dalam dunia kerja, baik di pabrik, perkantoran, atau pun
apa saja terserah kalian. Pekerja atau buruh yang mempunyai pemikiran kritis di
anggap musuh oleh atasan, mengapa? Karena mereka takut jikalau perusahaan
mereka bermasalah dengan karyawan maka orang-orang kritis akan mengkritisi dan
bahkan mereka berani membawa kasus sampai ke meja hijau. Maka hampir di semua tempat
usaha negara robot, calon pekerja dan yang sedang bekerja, di doktrin untuk
patuh dan taat terhadap pimpinan, dan menanamkan bahwa setiap apa yang di
lakukan atasan adalah hal benar, walaupun sebenarnya itu salah. Kadang masih
ada orang yang kritis dalam berpikir namun mental masih ayam kampung, baru di
ancam dengan surat peringatan, iya sudah menggigil ketakutan dan memilih
menjadi pegawai biasa, walaupun di depan mata ada sebuah ketidak adilan di
lakukan oleh pimpinan bahkan iya pun mendapat imbas ke tidak adilan itu, lalu
iya memilih diam, karena pemberhentian bekerja membayang bayang.
Perusahaan menyembunyikan kewajiban terhadap pegawai, dengan dalih perusahaan bangkrut
Perusahaan-perusahaan baik itu perusahaan besar maupun kecil di negeri robot, senang menghindari tanggung jawab atas pegawai yang bekerja di perusahaanya. Kewajiban perusahaan untuk memberi upah dan membayar pekerja atas pekerjaanya, seringkali bermasalah. Misal pegawai atau buruh yang bekerja mengejar target lalu jam kerja iya sudah selesai, namun pimpinan memintanya untuk terus bekerja karena target belum tercapai, dalam peraturan di negeri manusia jika kita bekerja lebih dari jam yang sudah di atur maka jika iya tetap melanjutkan pekerjaanya maka masuk dalam hitungan lembur. Tidak di negeri robot, saat mereka bekerja melebihi dari jam yang sudah di tentukan, atasan menyebutnya loyalitas. Lalu mulai doktrin di lancarkan agar pegawai merasa memang harus bekerja seperti itu. Doktrin itu mulai dari ucapan seperti: “perusahaan telah menghidupi kamu dan keluargamu, maka lakukan loyalitas sebagai bentuk terima kasihmu”. Padahal seharusnya apa yang di kerjakan oleh pegawai masuk dalam itungan lembur, dan hasil dari loyalitas itu tidak menjadi uang lemburan, yang seharusnya iya terima. Dalih-dalih mendapat uang lemburan hanya menjadi mimpi, hak mendapat bayaran lembur terbang karena kata LOYALITAS.
Ok mungkin dalam setiap pekerjaan ada halang rintang seperti
latihan pramuka, semua manusia menginginkan keadilan, tapi manusia egois dan
maruk, sampai-sampai keadilan di masukan kedalam kantong plastik sampah untuk
di nikmati oleh golongan serakah bersama nenek tanduk, mba moncong putih, si
mata sipit dan tidak lupa juga bersama pinokio yang di buat tukang kayu di solo.
Kami pekerja kaum kecil yang jika malam datang, terlintas di dalam otak ku yang
bodoh apa esok akan berjumpa dengan nasi lalu bermesraan dengan lauk pauk tidak
bergizi itu kembali.
Terima kasih untuk tidak menghargai apa yang saya buat,
karena jika anda menghargai bahkan sampai memuji itu dosa dan saya takut tidak
bisa memakai helm karena saya menjadi besar kepala. Jangankan di puji oleh
pembaca yang akademisi dan pintar, orang gila yang memuji saya sudah membuat
idung saya terbang. Wassalam mu alaikum wr.wb. TETAP BERNAFAS jika merasa sesak
sulit bernafas dan keadaan gelap, mungkin anda sudah si timbun di bawah tanah,
setelah menyantap apa yang saya buat ini.
0 تعليقات