Halo warga negara api, bagaimana kabar kalian? Sehat kah? Atau sedang mengerang menahan lapar, jika kalian sama sedang menahan lapar, berarti kita satu team.
Kita di negara kaya hidup, tapi sayang hanya jargon dan
kata-kata dari penguasa, yang di buat sebagai pengantar tidur. Amini saja jika
mereka menyebut kita negara kaya, toh kita tahu apa yang sebenarnya. Masa di
negara kaya, masih ada warga yang dalam satu hari terkadang tidak menemukan
nasi, ingat walau kita jemu dengan semua yang keluar dari mulut berbisa berisi
janji jangan coba-coba lantang bersuara, nanti di anggap tidak pancasilais
bahkan bisa berujung bui. Mari kita baca sedikt apa yang ada di kepala saya,
walau tidak berguna.
Kau yang mulia, hari ini aku berjalan di jalan becek, kiri
kanan pemukiman orang kurang beruntung tentang nasib. Yang mulia, di jalan aku
temui pak tua mematung bagai manusia tak bernyawa, hanya nafas berat terlihat
sedang memompa oksigen untuk paru-paru. Nafasnya berat matanya tersirat seolah
nasib kejam mencumbunya. Aku mencoba menafsir apa yang ada di kepalanya, tapi
sayang aku manusia biasa yang hanya dapat membaca aksara tidak dengan membaca isi kepala. Di jalan becek itu
aku melihat, deretan warga mengantri di sebuah mck yang bentuknya seperti
kandang ayam bukan untuk manusia. Lantas penguasa apakah ada dana untuk membuat
mck layak bagi manusia? Jika memang ada tolong dengan sangat buatkan mck layak
bagi manusia.
Lalu aku berjalan sedikit ke utara, di sana ada seorang ibu
menggendong bayi, bayi menangis dengan keras karena air susu sang ibu
mengering, lantas sang ibu harus membeli susu kalengan untuk sang bayi, namun
sayang begitu sayang uang untuk membeli susu harus memotong jatah makan sehari
sekali untuk keluarga. Yang mulia apakah ada susu gratis untuk bayi yang kelak
semoga dapat membanggakan negara. Di ujung jalan becek di bawah pohon randu, pemuda
berpakaian lusuh memandang ayam di sekitar yang tengah mengorek tanah mencari
makan, pemuda risau betapa sulitnya mencari kerja, penguasa mungkin buta akan
mereka, padahal gembar gembor dulu penguasa akan membuka lapangan kerja, tapi
nyatanya. Ya sudahlah teruskan kau meratapi nasib anak muda, tetap jaga
harapan, walau harapan untuk menjadi kenyataan susah di dapatkan.
Jalan aspal lalu ku jajaki, aku melihat paruh baya yang
mencoba menyambung nyawa dengan berjualan di pinggir trotoar, aku melihat iya
begitu takut, bagaimana tidak, mereka anak buah penguasa dengan kejam
mengangkut barang dagangan seolah kata maaf bagi mereka hanya sebuah alasan
yang tidak pernah mereka hiraukan. Betapa mereka dengan tanpa ampun tanpa
melihat sosok paruh baya kurus hati mereka tidak tersentuh, hanya karena tugas
hati nurani mereka di tiadakan, mereka lebih takut akan pimpinan dengan paksa
mereka harus menghilangkan hati nurani, dan lupa bahwa mereka manusia, bukan
hewan buas yang kelaparan sedang memangsa.
Penguasa kalian menyuruh kami taat membayar pajak, namun apa
yang kami orang miskin dapat? Kemana upeti yang kami beri? Toh hidup kami tetap
sengsara. Katanya buat pembangunan tapi sayang pembangunan bukan buat orang
miskin. Orang miskin seperti kami, tidak butuh tol atau tempat wisata yang
kalian bangun dari upeti yang kami bayar. Toh kami tidak mempunyai mobil untuk
merasakan itu jalan tol, tapi kami butuh isi perut ketika lapar berkumandang
ada nasi yang masuk perut itu kok yang kami minta, bukan tempat wisata yang
hanya untuk orang kaya yang kami mau, tapi biaya kesehatan yang jika sesudah
kami sakit terbitlah hutang untuk biaya kesehatan.
Lalu kalian penguasa menyuruh kami pintar, tapi pendidikan
bagi kami yang kau beri nihil kelayakan, jika pun ingin pendidikan layak harus
ada uang yang di keluarkan tapi dari mana kami punya uang? Toh selama ini upeti
yang kami bayar tidak mampu membuat pemberataan dan kesetaraan pendidikan yang
layak. Lalu apa tugas kalian wahai tukang ngurusin pendidikan, hanya koar di
media dengan segala bual yang tidak berdampak nyata.
Terakhir kami di suruh menjaga kesehatan, tapi mana
kesehatan layak bagi kami, betapa rumah-rumah sakit di ini negeri, jika tak ada
uang hanya mengandalkan gratisan penanganan begitu di sepelekan. Lalu bagaimana
aku sehat, jika apa yang kami makan hanya makanan kurang bergizi karena untuk
membeli apa yang bergizi mahal untuk kami. Jika kami rakyat miskin terus kau
campakan, jangan sesekali kalian mengemis suara kepada kami, karena dari dulu
kalian hanya memberi janji dan memberi sedikit bukti.
Ok terima kasih, atas kesadaran anda untuk membaca hal tidak
berguna. Ingat tetap jaga hati nurani, walau nasi susah di dapat walau
kehidupan layak masih menjadi mimpi untuk kami.
0 تعليقات