Jatah preman dalam seragam pendidik


Salam dan sapa, wahai anak negeri. Apa kabar sehatkah kalian para pewaris hutang negara? Bagaimana sekolah kalian? Tetap bayaran kah walau tidak datang ke sekolah. Tetap semangat dan kuat walau keadaan orangtua mogok-mogokan bayar uang bayaran bulanan.

Kali ini kita ngebusa tentang pendidikan, beberapa kali kami menyampaikan tentang kemirisan pendidikan, tapi kali ini kami akan menyampaikan sebuah ironi di atas ironi, ngeri di atas ngeri, dan akhlak di telan ke serakahan, mari kita tertawakan.

Kemarin saya pulang ke kota tempat kelahiran orangtua, dan saat itu di kota tengah ramai pembukaan calon siswa baru di sekolah negeri maupun swasta. Yang menjadi geli adalah, waktu itu adik saya akan masuk sebuah sekolah menengah atas, dan berencana masuk ke sekolah negeri, namun terhalang atau ada kendala melanda, yaitu sistem zonasi yang di berlakukan di kota, dimana tempat tinggal kini jadi syarat pertimbangan di terimanya calon siswa. Di tengah pusing dan gundah gulana orangtua, sampailah info dari planet pluto, bahwa ada seorang guru di sekolah tujuan adik saya yang bisa memasukan, dengan syarat membayar beberapa pundi uang, dasar sialan dan bajingan itu manusia, namun orangtua saya warga negara baik, dan memutuskan lebih baik mencari sekolah lain. Yah kalau bayarnya murah mungkin mau tapi dia minta tiga juta kawan tiga juta dari satu kepala.

Edan, Suap Irvan (Bupati Cianjur) Hasil Patungan Kepala Sekolah


Hal ini mengingatkan saya dulu pada saat sekolah, yah saya sekolah di sekolah menengah kejuruan negeri. Yang membuat saya ingat akan sesuatu  adalah dimana teman saya satu smp dulu tidak memenuhi kriteria untuk masuk smk negeri itu bisa masuk dan masuk di jurusan favorit, wow dan wow terkejut abang terheran-heran, mengapa dan ada apa mengiang bagai lalat sampah pertanyaan di kepala saya. Waktu berjalan dan berjalan ternyata eh ternyata, ada sebuah permainan melibatkan uang besar dan seolah menjadi hal lumrah dan di amini, permainan titip siswa menjadi sampingan legit bagi setiap guru maupun mereka yang berkecimpung di dunia persekolahan itu.

Setelah saya telusuri dari  agen  intel saya yang loyal walau tidak pernah di bayar, mulai dari guru, staf tu, sampai kepala sekolah senang bermain hal titip menitip murid. Lalu kisaran harga yang mereka minta pada waktu itu, kisaran tiga juta kurang lebih untuk satu calon sisiwa. Angka besar ada sepuluh calon siswa saja sudah tiga puluh juta bisa di rauk oleh si serakah, tidak sampai satu bulan mereka dapat mengumpulkan uang berpuluh juta. Ironi ada sebuah harga yang harus di bayar di sekolah negeri bagi mereka yang ingin masuk sekolah negeri walau mereka tidak mempuni, ada jalan samping yang bisa di tempuh.

7.417 Siswa Miskin Gagal Masuk SMA/SMK Negeri


Yang ironi adalah, ini sekolah negeri milik negara di subsidi negara namun ada harga yang jauh lebih besar yang harus di keluarkan oleh setiap siswa di bandingkan dengan sekolah swasta milik keluarga. Mutu pendidikan dan jaminan lulus langsung bekerja jadi sebuah iklan yang di tawarkan oleh mereka calo yang ingin di sebut guru. Tapi kenyataan bukan sekolah yang menentukan seorang murid dapat suatu pekerjaan setelah mereka lulus. Karena banyak satu angkatan saya yang masih luntang lantung mengorek sisi baik penguasa, bersemoga ada lowongan pekerjaan tanpa harus membayar duluan. Maka tidak salah korupsi senang di ini negeri, jika pendidiknya saja sebagian ya tidak semua doyan bercumbu dengan itu keluarga korupsi (suap menyuap, kolusi, nepotisme, calo, dan pemerasan yang di anggap ini bukan pemerasan hanya membantu anak ibu bisa masuk).


Saya pernah bertemu dengan oknum guru, yang sekarang masih mengajar di tempat dulu saya sekolah. Ingin menghujat atau menghina sebenarnya. Namun lebih baik muka tembok karena setiap ucapan yang di sampaikan dulu, berbeda dengan tindak tanduk di luar pelajaran yang doyan memunguti uang mereka yang berminat masuk sekolah negeri namun tidak memenuhi syarat yang berbelit. Perutnya membuncit maju kalau di belah apa isinya yah, mungkin uang jadi calo murid begitu nikmat sampai apa yang masuk kedalam perut bisa membuat perut iya menggunung, perduli anak dan istri di beri makan uang jadi calo selama nikmat dan mudah di dapat lanjut saja dah enak dan nikmat, nanti mati di jeratkan itu uang hasil jadi calo.

Sekian saja lah, bukan bermaksud menghina tapi tulisan ini memang menghina, tapi bagi mereka yang menjadi calo sekolah negara. Selayaknya kita menjadi mitra KPK kalau bisa untuk memberantas hal seperti ini. Jangan sampai generasi bangsa berpikir bahwa tindakan calo memasukan siswa ke sekolah negara adalah hal biasa, yang kelak nanti mereka akan mengikutinya. Terima kasih tetap bernafas dan jaga kesehatan, ingat calon tenaga pendidik jangan jadi CALO SEKOLAH NEGARA.


إرسال تعليق

0 تعليقات