Bodoh Hak Segala Rakyat

 


Pada waktu pemilu dulu, kalian pasti mendengar rayuan gombal dari calon anggota legis latif Kan Mereka merayu untuk kalian mau memilih dia si raja gombalkan misalnya “pilih saya pembela wong cilik” ehhh ternyata dan ternyata setelah mereka duduk karena kelamaan berdiri kali, janji dari mulut gombalnya malah jadi debu tertiup angin tidak bisa kita tangkap. Rakyat kecil hanya menggit tikus eh salah menggigit jari sedangkan mereka sibuk bagaimana caranya uang yang di keluarkan bekas modal kampanye bisa balik lagi, wong cilik mah urusan entar. Disaat kita harus menelan pil pahit yang mereka berikan, nah mulailah meluncur kebijakan aneh yang bungkusnya untuk mengsejahterakan rakyat katanya, mungkin anda tahu RUU OMNIBUSLAW, yah RUU CILAKA yang di gadang-gadang dapat mensejahterakan buruh namun penolakan itu di tolak guys oleh buruh, yang hakikatnya RUU itu buat buruh sedangkan yang nerimanya juga kaga mau nerima RUU itu lantas buat siapa RUU itu? yang berhak menerima RUU itu juga kaga mau nerimanya. Tetapi DPR tetap yang ngotot untuk meng sah kan RUU itu. Sekarang terjadi demo penolakan besar-besaran tapi tetap tidak di gubris, saya saranin buat yang demo untuk membawa atau mengajak dokter THT mungkin mereka tuli atau buta atau gimana sampai suara rakyat juga sudah tidak di dengar, atau mungkin mereka pake headset sama kacamata kuda kali ya, jadi mereka gak mendengar atau melihat teriakan dan penolakan rakyat. Intinya mereka berkerja untuk rakyat atau buat yang ngebayar sih?

 

Kaga mau di kritik

Sekarang ini orang-orang pintar itu kaga mau di kritik, kalian pasti tahu kan banyak kritikan yang bukannya sampai ke meja anggota DPR malah masuk ke bui. Anda mungkin kenal najwa sihab, seorang pembawa acara di salah satu stasiun tv swasta pernah melontarkan kritik untuk anggota DPR, “kepada tuan dan puan para anggota DPR yang terhormat. Apa kabar hari ini? Sepertinya tak sebaik biasanya. Sama di sini pun begitu, kita semuang memang sedang di uji. Hidup memang tak selamanya baik kan.” Itu adalah salah satu ungkapan Najwa shihab, setelah ungkapan itu beredar di media sosial mendapat reaksi keras dari anggota DPR ada yang menganggap itu tidak pantas di tengah pandemi yang melanda, ada juga politisi dari partai si merah menuntut agar najwa shihab meminta maaf atau akan ada jalur hukum yang di tempuh. Kok aneh yah saya merasa anggota DPR ini baperan kalau dalam pergaulan anak kecil di sebut anak mamah, dikit-dikit lapor dikit-dikit ngancem mau di laporkan. Kalau kaga mau di kritik yah jangan bikin sensasi terus, tapi realitakan janji yang dulu pernah di pakai untuk mengais suara rakyat, jika terus seperti ini anggota DPR, kalau kata anak alay terlebay sejagat mah “maen lu kurang jauh, pulang lu kurang malem, cuman makan kebanyakan”.

 

Asal ngartis ga peduli tugas DPR gimana, kerjanya seperti apa, selama ada orang yang milih walau tidak berkompeten bisa kok jadi anggota DPR



Pada saat pemilihan, baik itu pemilihan calon anggota legislatif maupun eksekutif atau pemilihan almarhum hehehe. Pasti ada artis atau publik figur yang mencalonkan. Apa pernah terpikir di otak kecil yang hampir punah kalian, apakah mereka mengerti dengan tugas dan tanggung jawab seorang wakil rakyat? Banyak dari artis seniman maupun tukang kayu mencalonkan jadi wakil rakyat, memang boleh-boleh saja mencalonkan diri menjadi wakli rakyat, tapi ingat mereka harus tahu bagaimana caranya mensejahterakan rakyat, bukan mensejahterakan kelompoknya atau golongannya yang mukanya pada glowing bikin silau.

Jangan karena nama seorang publik figur yang silau kaya pantulan cahaya ke kaca, terus kamu salah milih ga berfikir apakah mereka itu layak menjadi manusia yang mewakili suara kita, pastikan mereka mengemban amanah dengan baik bukan malah jadi tukang endorse di instagram biar banyak yang beli karena sudah jadi wakil rakyat. Partai-partai seolah berlomba merekrut publik figur seperti artis yang namanya kondang tersohor sealam ghaib untuk maju di calonkan menjadi wakil rakyat.

Yah mungkin apa yang saya bahas hanya iseng tambah ga ada kerjaan, bermanfaat tidaknya anda yang menilai, tapi ingat anda bukan guru yang memberi nilai kepada murid. Tetap jaga kewarasan jangan sampai akal sehat hilang karena mati-matian mencari makan.

Post a Comment

0 Comments