Orang sibuk membuat matahari, melawan kodrat, ini sibuk bikin sensasi dan pamer aksi.



Berjumpa kembali dengan kami, yang setia memberi anda emosi. Terkait isu dan merebaknya hal-hal aneh seputar negeri, menjadi santapan bagi para pemuat redaksi, ada yang mewartakan dengan jujur dan berani, ada pula yang mewartakan dengan benci dan caci maki, jika anda penasaran dari pada mati gentayangan silakan simak dan tanamkan di kepala anda apa yang kami persembahkan.

Terkait pembubaran suatu ormas keagamaan, yang dinilai pemimpin negeri berbahaya dan mengancam persatuan menjadi isu hangat yang siap membakar emosi penduduk negeri. Bagaimana tidak ormas yang katanya ijinnya di cabut sejak tahun lalu, mengapa baru sekarang ormas itu di larang segala aktivitas dan kegiatannya, apa nunggu waktu yang tepat gitu biar endingnya mantep buat pemerintah melarang segala aktivitas ormas ini? Hanya tuhan dan hati yang sedikit dengki yang tertanam pada diri mereka yang tahu.

Disaat manusia planet di negara lain sibuk membuat sensasi menciptakan matahari, pergi ke bulan, meneliti galaksi yang siap di huni oleh warga bumi. Kita masih berkutat dan bergulat menggoreng dan mengunyah ideologi, padahal ideologi sudah final apa yang harus di pertentangkan, kelompok yang jelas mau merubah ideologi aman, tentram, nyaman seperti hutan lindung yang di larang di datangi. Kalau kalian punya gagasan mengubah ideologi bergabunglah dengan kelompok yang kadernya doyan korupsi, yang kadernya korupsi kabur tidak dapat di temui padahal ribuan di negri jumlah polisi.

Satu lagi sebelum saya tutup karena sudah kebelet ke kamar mandi, jika kamu punya permintaan kepada negeri, mungkin saya sarankan untuk tidak di utarakan. Lebih baik meminta kepada Allah SWT, karena saya sudah sering kali meminta hak kepada yang menjalankan negeri, mereka hanya manis janji tukang ngebacot segede gunung dengan hasil halusinasi, oh iya ingat, kita ramai-ramai tagih janji pemimpin negeri kok negara kaya biaya kesehatan, pendidikan,tinggi.

Hanya itu saja yang dapat saya sampaikan, suka atau tidak jangan di jadikan pikiran. Karena saya membuat ini dengan tenaga yang saya makan dari uang pribadi, bukan dari uang masyarakat negeri. Mari kita tagih ramai-ramai mereka yang doyan berjanji, semoga mereka sadar dan takut akan hari setelah mati.

Miris kita mengklaim negara kita kaya namun masih banyak orang miskin lapar kurang makanan, masih banyak anak negeri merelakan pendidikan demi mencari berbutir nasi, kita hanya berpura-pura sebagai negara kaya.


Post a Comment

0 Comments