yang mulia tukang claim ini negara kaya


Berjumpa kembali dengan saya yang kurang pintar dan kebanyakan bodoh, bagaimana kabar semua? Semoga sehat karena hasil tambang di negara kita tidak membuat biaiya kesehatan gratis. Ingat kawan kehidupan harus tetap berjalan walau para wayang masih mencoba membumi hanguskan kita.

Negara yang katanya di ciptakan saat tuhan tersenyum, mengandung berjuta kandungan yang dapat membuat presiden tiap hari naik haji. Bagaimana tidak kekayaan alam dan kekayaan hasil bumi begitu berlimpah di negara kita, yang seharusnya menjadikan negara kita ini negara maju dan di segani, tapi fakta di lapangan bagaimana? Kita saksikan dan tertawakan mereka yang mengajukan diri ingin mengurus negara.


Hari itu tiga hari ke belakang aku menaiki burok dan menuju ke timur negeri, di sana aku melihat kemiskinan dan kelaparan menjadi keluarga baru di rumah-rumah warga, masih banyak sesuatu yang tidak benar, dimana hasil pajak bumi dari pertambangan tidak mampu membuat masyarakat di sana mendapat pendidikan layak, atau kesehatan layak. Tapi kemiskinan pengangguran bertebaran seperti benih padi yang di tebarkan petani.

Penguasa negara mengatakan dan selalu mendoktrin, kita negara kaya kita mempunyai segalanya, tapi biaya kesehatan mahal naik, tetapi pendidikan hanya menjadi ajang bisnis aparat berseragam. Dan mematok harga seperti tukang jualan gorengan. Kalau kita kaya untuk apa kita harus berhutang dalam melawan pandemi. Lalu pandemi di jadikan alasan atau kambing hitam yang menyedihkan, teringat seorang menteri berkoar “semua negara sama sedadng di landa krisis ekonomi” alibi menyebalkan hanya agar tindakan ngutang di anggap sesuatu yang benar

Di pinggir-pinggir jalan di negara ini, ada lelaki termenung sendiri tidak ada nasi yang dapat di giling perut. Banyak emak-emak super kalang kabut untuk menyediakan hidangan makan untuk keluarga. Lalu anehnya malah hal-hal yang menyebalkan di perbincangkan baik di medsos atau di tv. Mereka saling berlomba meliput tentang hal-hal aneh yang logika tolak untuk iya makan, tapi pemberitaan penduduk negeri yang harus berjuang atau bertaruh dengan nyawa demi esok bangun tidur mempunyai tenaga dari makanan yang sukar di dapat karena susahnya uang dan pekerjaan.

Lantas apa masih negara kita di sebut negara kaya, kalau menurut pandangan saya yang bermata picek dan bodoh, kita negara hampir kaya tapi jurang kemiskinan semakin dekat. Kita mempunyai tambang batu bara yang banyak, namun tambang itu tidak dapat menjamin kesejahteraan masyarakat, lalu pertambangan emas yang dapat kita mau menfaatkan dan mengelola sendiri, mungkin tukang manusia silver di lampu merah bisa punya mobil atau rumah yang megah, atau mungkin pengangguran mudah mendapat pekerjaan. Tapi realita yang terjadi semua hanya omongan basi yang di kemas dengan kata baru memberi harapan padahal hanya agar mereka supir negara di anggap pahlawan.


Jika benar kita negara kaya, apa harus mereka yang mempunyai cita tinggi dari kalangan tak punya dapat menikmati pendidikan tinggi tanpa harus mengorbankan uang belanja emak? Lantas kemana itu kekayaan negara yang selalu di gembar gembor, di gaungkan di setiap media penjilat panta pinokio, yang seolah mereka mengganti tuhan mereka dengan pinokio bernyawa. Mungkin hasil kekayaan bangsa negara kita di makan tikus yang  duduk menjadi menteri, di makan maling yang katanya berjuang demi rakyat. Ah mungkin itu yang saya tulis itu tuduhan, tapi tuduhan yang menjadi kenyataan.

Bagaimana para elit politik tertangkap oleh team anti manusia yang bersifat hewan atau setan, dan sungguh mereka tidak mempunyai rasa malu dengan santai berjalan sambil bawa tas dan muka klimis kaya artis. Hatinya sudah mati melihat mereka yang mengerang kelaparan tidak ada di hatinya sedikitpun rasa iba atau kasihan, mereka akan memberi makanan terhadap mereka yang kelaparan jika ada media yang mau meliput dan memberi judul yang mengagungkan namanya bak seorang penyelamat yang jasanya segede korupsinya, saya setuju hukuman mati para tukang korupsi. Pak kapolri jika anda ijinkan bolehkah nanti jika mereka sampai di hukum mati ini tukang korupsi, saya yang mengeksekusi.

Sudahlah jangan beranggapan kita negara kaya, mungkin lebih bijak menyebut negara kita, negara menengah kebawah. Sekian hanya itu isi dari kepala saya ingat, jangan sampai di bui apa lagi saya takut sekali. Tetap jaga jari jangan sampai satu kesalahan di tahan pak polisi lalu mencari atau menambah pasal sampai kau di hukum mati. TETAP BERNAFAS.

Post a Comment

0 Comments