Emak dan opor ayam


Hello masyarakat dan kaum rebahan, kali ini kalian dimana? Di rumah di luar rumah atau di toilet. Ada suatu kegetiran yang mengusik perasaan dan pikiran, teringat selalu saat menjelang bulan ramadhan, pahlawan bagi diriku yang ingin aku bertemu dan melewati ramadhan kali ini bersama. Silakan jika kau sama sepertiku kita bersedih bersama, atas penjajahan yang di lakukan oleh mimpi dan angan yang tak kunjung menjadi kenyataan, yang membuat kita harus jauh dengan pahlawan dalam hidup kita.

Seperti biasa di atas genteng kontrakan, aku bengong tanpa arah tujuan maupun khayalan tentang menjadi orang kaya yang ingin bebas bergaya. Seperti biasa sore itu aku di datangi merpati yang sepertinya sinis melihatku di atas genteng. Lalu merpati bertanya, “apa yang kau inginkan sekarang” aku tetap bengong terlintas pikiran untuk menikam merpati dari hadapan, karena tatapan yang menyebalkan. Namun ada rasa kasihan yang akhirnya aku lebih baik menjawab pertanyaan. “hei merpati sialan, aku hanya ingin ramadhan dan lebaran kali ini aku bersama emak, bapakku, adikku, keluargaku, dan ayam adu ku yang sudah lama tidak ku bawa ke tempat sabung ayam” merpati hanya melirik dengan tatapan menjijikan dan berlalu hinggap di antena, aku berharap semoga iya tersetrum.

Akhirnya muncul suatu keinginan di dalam hati yang hampir mati, untuk melalui indah ramadhan dan lebaran bersama emak dan keluarga. Emak, asal kau tahu mak dulu saat kau membangunkanku untuk makan sahur, engkau akan berkata bahwa imsak tinggal tiga puluh menit lagi, padahal nyatanya masih satujam setengah menuju imsak. Mungkin dulu aku akan marah dan kesal tapi kini saat ramadhan bersama sukar aku untuk berkumpul bersama, aku rindu mak akan hal itu, ada getaran dan khayalan hal yang dulu menyebalkan itu kini aku rindukan mak.

emak ku

Ramadhan kali ini aku rindu, saat kita berkumpul bersama menunggu saat berbuka, di selingi bercanda dengan bapakku dan adikku serta keponakan yang menyebalkan yang selalu membuat ulah saat akan berbuka puasa. Kini aku rindu mak, hal itu hanya menjadi kenangan yang aku rindukan, aku begitu rindu melihat kau memasak dan aku membuat sambal pedas yang aku buat tanpa aturan, namun kau selalu memuji sambal buatanku, walau rasanya membuat aku sendiri mual.

Mak akupun rindu saat aku membangunkan orang sahur dengan kata-kata yang tidak pantas di dengar, lalu kau marah dan menyuruhku untuk menyudahi. Kini di sini aku tidak bisa membangunkan sahur orang lain seperti itu, mungkin di sini aku di anggap orang gila. Emak kau memarahiku demi kebaikanku, tapi di sini mereka memarahi ku karena mereka tidak suka kepadaku. Emak kau harus keluar dari mimpi indah mu, berjalan gontai menuju dapur penuh tikus, untuk mempersiapkan santapan untuk kami sahur. Mak aku rindu semua tentang dirimu, aku rindu maki mu walau terkadang membuat ku emosi, tapi kini semua itu seolah sesuatu yang mahal yang harus ku bayar.

Emak lebaran kali ini ada rasa takut, aku takut pada lebaran kali ini aku tidak dapat memakan opor ayam yang setiap lebaran aku pesan, atau rendang yang sudah beberapa kali di hangatkan. Aku juga takut lebaran kali ini, aku tidak dapat mengantarmu mak ke kuburan kakek ku atau bapakmu mak, dengan motor hasil kreditan yang aku malas tiap bulan aku harus membayarnya. Mak aku juga takut lebaran kali ini aku tidak bisa menggandeng mu jalan kelapangan untuk melaksanakan sholat ied. Mak aku ingin kita berkumpul bersama, menikmati malam takbir yang begitu hangat dengan semua keluarga, dan kau selalu sibuk sendiri menyiapkan jamuan atau makanan.


Emak, betapa aku egois mengejar mimpi. Tapi aku sayang dan tak akan lupa dirimu, biarlah aku terluka di jajah mimpi dan keinginan yang walau tak pernah menjadi nyata, tapi aku melakukan semua demi kau dan bapakku dapat menginjakan kaki mu mak di tanah suci. Terima kasih atas kesabaranmu walau kadang emosi mu meledak bak bom hirosima, tapi aku tahu itu semua demi kebaikan ku.

Kalian yang jauh dari orangtua dan rindu kepada mereka, jangan kau sakiti hati mereka dengan ucapan atau hal yang membuat mereka terluka. Apa lagi sampai ibumu menyesal melahirkan mu tidak lama juga kau aka di kutuk menjadi batu. Ok terima kasih, tetap jaga kesehatan dan kewarasan. Tambahan sebentar lagi ramadhan datang, bagi yang menjalankan puasa jangan mampir ke tempat makan yang gordennya sedikit terbuka pada siang hari. TETAP BERNAFAS.

Post a Comment

0 Comments