Semoga kau salah


Selamat atas nyawa yang masih bersemayam dalam diri, persembahan terburuk untuk anda, jangan di nikmati lebih baik di muntahi.

Kau sang maha segala ide dan segala pangkal masalah, apa yang kau lakukan semoga hanya guarauan akibat kebosanan dalam perjuangan, apa yang kau lakukan semoga hanya sebuah ide yang tidak menjadi kenyataan.

Kalian memilih demokrasi mengagungkan dan meninggikan, tetapi tangan kotor kalian merusak dan mengotori demokrasi, kalian berkata demokrasi harga mati, tapi orang yang jujur hampir mati mempertahankan demokrasi. Lantas apa mau kalian hey yang menyangka diri penguasa negeri? Demokrasi seolah menjadi kata di dalam mulut bau penuh kebohongan, penerapan demokrasi hanya seolah mimpi yang tak berarti, kini kalian hanya memperlihatkan tangan besi berkuasa di dalam diri.


Kalian berkata “negeri ini negeri kaya” lantas mengapa ada rencana dari kepala kalian untuk membeli beras dari luar negeri, negeri ini berjuta petani menghampar sawah di setiap tanah negeri, lantas apa yang membuat kalian untuk membeli beras dari luar negeri? Apa kita kekurangan petani? Apa beras kita bau dan berkutu, sehingga kalian dengan tega hati ingin membeli beras dari luar negeri, padahal petani dengan  sepenuh hati merawat padi untuk negeri. Lantas beras petani akan di jual kepada siapa dan siapa yang akan membeli, toh kalian menyarankan agar rakyat membeli beras dari luar negeri, semoga itu hanya wacana tidak menjadi nyata.


Negeri kita terhampar lautan luas, banyak petani garam di dalam negeri, lantas apa tujuan kalian menebarkan rencana membeli garam dari luar negeri? Sudah maniskah air laut kita sampai ingin membeli garam dari luar negeri? Atau sudah habiskah air laut kita sampai tega hati kalian tidak membeli dari petani dalam negeri. Padahal petani menyelipkan doa dan harap pada setiap butiran garam negeri, ada mimpi menjadikan anak mereka sebagai generasi penerus negeri yang mumpuni, tapi seolah kalian mencoba menghilangkan mimpi dengan membeli apa itu garam dari luar negeri. Semoga itu hanya wacan yang hanya ada di mulut saja tidak menjadi nyata.



Kalian dengan menghilangkan malu mengemis kepada investor untuk datang kepada negeri, namun tujuan kalian mengapa tidak memaparkan untuk memperbaiki negeri dengan datangnya investor, lantas apakah bisa investor yang menanam modal di ini negeri, pemuda bodoh dan tidak mempunya pekerjaan akan di pekerjakan? Lantas untuk apa dan untuk siapa tujuan kalian mengundang investor jika yang lemah tak berpendidikan hanya melongo melihat bahwa mereka tidak di pekerjakan malah menjadi penonton yang kecewa akan apa yang di lakukan pemimpin negeri.



Gelontor uang dari hasil menghutang, tidak mampu membuat kebanyakan penduduk negeri bebas dari kemiskinan, jangan jauh bebas dari kemiskinan, sebatas sejahtera saja kalian tidak bisa mewujudkan. Lantas untuk apa kalian menghutan kepada negeri orang jika mereka masih tertidur di kolong jembatan dengan menahan lapar, untuk apa jika banyak anak negeri hanya sebagian yang bisa menikmati indah pendidikan layak yang manusiawi.

Untuk apa kalian rapat berjam-jam hingga lupa akan perintah tuhan, tapi gerombolan pemuda di bawah kolong jembatan atau di pinggir-pinggir rel maupun kali, mengeluh tentang susahnya mendapat pekerjaan. Mereka mempunyai mimpi tapi mengapa mimpi itu tidak menjadi sesuatu yang jadi hanya menjadi angan yang tak dapat mengenyangkan diri. Jika kalian memang bekerja untuk kami, lantas mengapa harus ada nyawa melayang karena tak mampu membayar biaya pengobatan? Bukannya apa yang kalian peras dari kami upeti yang di bungkus dengan kata pajak untuk kami mendapat pengobatan layak dan kami tidak susah hati mencari biaya sampai nyaris mati.



Jika kalian bekerja hanya untuk menjadi pegawai negeri dan mengejar materi, lebih baik kalian mengundurkan diri, karena kami membayar kalian bukan untuk menjamin kehidupan kalian menjadi kaya, tapi kami membayar dan menumpu harapan agar kalian bisa sedikit melonggarkan cekikan kehidupan yang menyeramkan, yang membuat kami seolah tak ingin berdiri di ini negeri, padahal begitu cintanya kami kepada ini negeri.

إرسال تعليق

0 تعليقات