Selamat pagi dunia dan alam semesta, selamat pagi juga
kalian yang masih bernyawa. Bersyukur masih di beri kesempatan bernafas walau
hidup susah hampir kejepit, enggan mati karena iman lemah akhirnya mimpi
menjadi kaya, menjadi sebuah mimpi tidak menjadi nyata.
Kali ini sebuah hal aneh yang akan saya berikan, jika anda
tidak mau menerima apa yang saya beri karena tidak waras, jangan ajak
teman-teman mu sama menganggap diriku tidak waras. Kali ini sebuah cerita dari
teralis besi, kandang hewan yang di isi manusia, ok kita lanjut dan simak, jika
anda tidak tertarik, silakan mencaci sesuka anda.
Pagi di pasar becek, nampak kerumunan manusia di sebuah toko
kelontong milik orang tionghoa, di sana tergeletak tukang becak berlumur darah
mengucur dari wajah hitam yang tebal. Bukan karena kecelakaan balapan becak,
tapi luka itu pukulan kepalan tangan yang seolah menjadi hakim memberi hukuman
dengan kekerasan. Warsono tukang becak di pasar itu, yang tergeletak setelah di
pukuli, iya di dakwa oleh pendakwa manusia biasa berderajat sama bahwa iya
mencuri sebotol air mineral di toko kelontong milik orang tionghoa.
Pagi itu warsono yang sebatang kara, di usia paruh baya,
masih harus berjuang mengerahkan tenaga demi perut agar tidak menjerit lapar. Iya
berangkat dari tempat iya tertidur tadi malam di kolong jembatan, yah iya
memang mendiami kolong jembatan dekat rel kereta, karena tidak mampu menyewa
kontrakan apa lagi membeli rumah, sehari-hari iya hanya menarik becak tua yang
di produksi pada zaman belanda, setiap hari mangkal di pasar berharap ada orang
aneh yang ingin naik becak di tengah zaman kendaraan bermotor yang merajai
transportasi di zaman ini.
Pagi itu perutnya meronta meminta di isi dan tenggorokannya
seolah menjadi musim kemarau di padang pasir kering tanpa air, waktu itu iya
mangkal di sebuah toko kelontong yang lumayan besar, saking banyaknya barang
yang di jual, sampai beberapa barang harus di simpan di luar, iya melihat di
depan toko itu ada kardus yang berlogo air mineral, iya sudah menebak bahwa isi
kardus itu adalah air mineral yang akan di jual. Terlintaslah pikiran setan di
godanya jiwa Warsono untuk mendekat, dengan rayuan setan yang semakin kuat di
tambah tenggorokan yang kerontang iya mendekati kardus itu, memang kardus itu
tidak terlihat oleh penjaga toko, karena terhalang barang lainnya yang menumpuk
di belakang kardus itu. Ketika pikirannya sudah di rasuki setan, iya merobek
kardus itu dengan tangannya dan mengambil satu botol air mineral, untuk sesaat
iya bergirang kerongkongan yang semula tandus seolah menjadi sungai yang
mengalir air deras, namun kesenangan hanya sesaat sebab dari awal iya melakukan
aksinya ada tukang sayur di samping toko itu yang memperhatikan segala tingkah
Warsono. Entah apa yang ada di benak tukang sayur itu, tanpa pemikiran dan
seolah ingin jadi pahlawan, iya masuk ke toko itu dan melaporkan Warsono.
Laporan yang di terima penjaga toko membuat iya bergegas
memeriksa kardus yang berisi air mineral itu, iya melihat kardus itu terkoyak
dan hilang satu botol air mineral dari tempatnya. Warsono terkejut dan gemetar,
bagaimana tidak, iya di pergoki oleh penjaga toko memang sedang memegang botol
air mineral yang isi nya tersisa setengah. Geram penjaga toko itu tanpa pikir
panjang iya bertiak, “maling...maling...maling” sontak saja orang di sekitar
yang sedang berbelanja maupun yang berjualan, semua memalingkan mata ke arah
sumber suara, lalu mulailah berkerumun mendatangi asal suara itu, dan
menanyakan di mana itu maling. Warsono yang memang merasa seolah penjaga toko
itu menuduh bahwa iya maling itu, iya mulai bergetar. Demgan ringan penjaga
toko itu menunjukan jari telunjuknya ke arah Warsono, Warsono yang gemetar itu
membela diri, “aku tidak mencuri atau maling” namun dengan angkuh penjaga toko
itu menuduh Warsono, bahkan penjaga toko itu mengarang cerita dan memfitnah
bahwa Warsono merampok uang toko.
Sungguh malang nasib Warsono pagi itu, tanpa komando orang
yang berkerumun di mulai oleh centeng pasar, menghantamkan kepalan tangannya ke
arah muka Warsono, lalu di ikuti oleh masa iya di pukuli dan di tendang,
Warsono seolah di dalam neraka dunia tubuhnya bak samsak yang di pukuli
berkali-kali oleh petinju, mengucurlah darah dari wajah, hidung, dan bibirnya. Tidak
lama aparat datang, karena ada seseorang yang menelpon polsek setempat. Lalu seolah
binatang buruan, warsono yang memang sudah tidak sadar diangakat dan di lempar
ke dalam bak mobil polisi. Lalu polisi meminta penjaga toko itu untuk ikut ke
polsek dan membawa barang bukti.
Di kantor polisi, Warsono mulai sadar dan berpikir apa iya
masih di atas bumi atau sudah di timbun bumi. Lalu iya di interogasi dan di
tanyai, iya mengaku memang mengambil satu botol air mineral, tapi iya tidak
mengakui mencuri uang di toko itu seperti yang di sangkakan pemilik toko itu. Namun
pemilik toko itu tetap bersikeras bahwa iya telah kemalingan uang di toko oleh
Warsono, sebenarnya Warsono sedkit tenang karena apa yang di sangkakan pemilik
toko tidak benar dan tidak ada barang bukti, namun iya kaget bagai tersambar
petir, ketika polisi itu menggeledah celana warsono, di saku celananya terdapat
segepok uang yang banyak, lalu di tanyai dari mana iya mendapat uang sebanyak
itu. Warsono tidak mengakui uang itu karena dari awal iya bangun tidur sampai
iya tidak sadarkan diri iya tidak mempunyai uang sepeser pun.
Entah dari mana uang itu berada di saku celananya yang
lusuh, lalu pemilik toko itu dengan angkuh mengatakan bahwa uang itu adalah
miliknya yang Warsono curi dari tokonya. Dengan bersumpah demi tuhan iya tidak
mengakui bahwa iya mencuri uang dengan sujud dan bersimpuh di kaki polisi, iya
tetap tidak mengakui iya mencuri uang, namun polisi sudah tidak mau pusing lalu
di masukannya iya kedalam teralis besi seolah hewan buruan yang baru terkena
peluru, belum mati tapi seolah mati.
Akhirnya Warsono menjadi tersangka dan akan di sidang,
sehari sebelum sidang pemilik toko itu mendatangi Warsono sembari di antar
polisi, iya mengatakan bahwa iya akan mencabut tuntutannya jika warsono
bersedia membayar uang sebanyak sepuluh juta, kembali seolah di sambar petir
iya kaget dan tidak menyanggupi tawaran pemilik toko itu. Lalu iya menawarkan
tawaran kedua, iya akan mencabut tuntutannya jika iya mau bekerja kepada
pemilik toko tanpa di bayar selama lima tahun. Warsono yang merasa hidup
sebatang kara dan sudah tidak ada yang perduli menolak tawaran itu, iya memilih
di bui selama lima tahun dari pada harus bekeja kepada orang yang sudah memfitnahnya.
Ternyata pemilik toko itu sudah bersekongkol dengan polisi
yang menangkap warsono, mereka merencanakan bahwa kasus Warsono harus di
selesaikan dengan membayar uang, namun sayang rencana mereka meleset, karena
anggapan mereka bahwa keluarga warsono akan menebusnya dengan uang tidak
terlaksana, karena mereka tidak tahu bahwa Warsono hanya sebatang kara, dan
rencana ke dua untuk memperkerjakan warsono tanpa di bayar, itu adalah agar
Warsono seolah menjadi budak pemilik toko yang bisa iya suruh seenaknya dan
harus mengabdi dan sujud kepada pemilik toko itu. Uang yang di temukan di saku
warsono, sebenarnya itu adalah uang pemilik toko yang dengan sengaja di masukan
kedalam saku celana Warsono agar seolah Warsono mencuri uang dan hukuman berat
harus di terimanya.
Pada saat sidang Warsono mengakui bahwa iya mencuri sebotol
air mineral dari toko kelontong itu, tetapi iya tetap mengelak tuduhan bahwa
iya mencuri uang di toko itu. Lalu warsono bersuara bahwa iya kemarin d tawari
tuduhannya terhadapnya akan di cabut jika iya mau membayar sejumlah uang atau
bekerja tanpa di bayar selama lima tahun kepada pemilk toko kelontong itu,
namun cerita Warsono itu tidak membuat hukumannya ringan, iya di vonis tiga
tahun penjara.
Akhirnya pemilik toko itu kesal, karena semua rencananya
gagal untuk mendapatkan uang atau mendapatkan pekerja yang tidak usah iya
menggajinya, tidak lama semenjak Warsono di sidang, toko kelontong itu terbakar
dan di lahap semua yang ada oleh api. Kelak hakim tahu bahwa Warsono hanya
mencuri air mineral tidak mencuri uang setelah salah satu polisi menceritakan
apa yang sebenarnya terjadi, namun sayang Warsono tidak sampai mendapat
keadilan karena luka memar di dada nya membuat iya kehilangan nafas dan
meninggal.
Sekian hanya itu cerita pagi yang tidak nyambung, hanya
imajinasi dan sedikit realita jika ini pernah terjadi kepada anda, jangan
menuntut saya dengan tuduhan mengcopy. Tapi silakan hubungi saya mungkin menarik
jika di buat novel, terima kasih.
10 Comments
Fenomena ketidakadilan sosial yang dikemas dengan bahasa yang menarik, saya suka tulisannya..semangat berkarya kawan
ReplyDeleteWkwkwk mantap judulnya
ReplyDeletebaguss
ReplyDeleteBagus tulisannya lanjutkan dan sukses selalu 🙏
ReplyDeleteOk udani . Ni aku bagiin monetasi bagus mudah mas.
ReplyDelete1.
https://www.youtube.com/redirect?event=video_description&redir_token=QUFFLUhqbS1QMnFHWHN0WGlRYWdieElxSGxpQnJ5Sktid3xBQ3Jtc0ttUVpaVjVfaFREZ1hkUTFNZXRERWZHMUhyUDFYbjUta3kwbElITXl6X0R5RHExR085ZUFhcVZsNmRSYkpvR1VYSEJXeUt2WmNqWjJ2V2ZjdFVwcHdaUlVlaEc0Y1JqTUxybUVESHZlVjJOdGw1Tml6cw&q=https%3A%2F%2Fref.moneyguru.co%2FWahyudi9&html_redirect=1
2.
https://www.youtube.com/redirect?event=video_description&redir_token=QUFFLUhqbFhVZEgtRklsdFI5UFExX2RHdnY4VlVlc042d3xBQ3Jtc0tsN2Vzc1BCdjA1YUFwZ09iek9FdTBSSFJFLWNId0NHR05TeHo1RjVNN3dfQTNQcnkxU2lITk1XS0h1VnZLY0ZkZnVjdjRyMjhOVmpleURFMkhIX1NmOTdlbThnQVdmbUlmaG1fRTE1MUxlVkV3SEFXdw&q=https%3A%2F%2Fref.moneyguru.co%2FWahyudi9&html_redirect=1
3.
https://www.youtube.com/redirect?event=video_description&redir_token=QUFFLUhqbElxVmZqTjJQNF9HV3p3Qm5yc3pwYWRwWVJjZ3xBQ3Jtc0ttc1JLd3NWcFBSS1pYdnA4YzQwU0FETEtaRXVyT09iZnRYM25tc1EtcFBIcFlGem0wRHgzSWdPTFBJRFhnUVBYVkdaczk2QllIZ0xBN1VOU3FvazlsdVNOWkVCSF9HYjNkV0FUM1FSM29GZ1dKQmhkdw&q=https%3A%2F%2Fref.moneyguru.co%2FWahyudi9&html_redirect=1
Ok . Selamat mencoba. Oh ya artikelnya ada untuk ni baca di sini https://rbtcoo.blogspot.com/2021/01/informasi-tentang-pt-moneyguru.html?m=1
Klo daftar lewat referral saya di sini https://ref.moneyguru.co/Wahyudi9
Mantul
ReplyDeleteSupaya lebih terasah kemampuan imajinasi dan menulisnya, bisa gabung komunitas penulis novel atau semacamnya. Banyak di FB
ReplyDeleteMantap kak
ReplyDeleteOk
ReplyDeletentappp
ReplyDelete